Selasa, 25 Oktober 2016

#S251016 TM5-Komponen sistem logistik

Komponen sistem Logistik



Secara teoritis, ada 5 komponen yang bergabung untuk membentuk sistem logistik, yang meliputi:


  • Struktur Fasilitas
Struktur fasilitas yang dipilih oleh suatu perusahaan adalah fundamental bagi hasil akhir logistiknya. Jumlah, besar dan pengaturan geografis dari fasilitas-fasilitas yang dioperasikan atau digunakan itu mempunyai hubungan langsung dengan kemampuan pelayanan terhadap nasabah perusahaan dan terhadap biaya logistiknya. Suatu penilaian realistis terhadap kompetensi menunjukan bahwa semua transaksi dagang haruslah dikembangkan pada lokasi-lokasi tertentu. Jaringan fasilitas suatu perusahaan merupakan serangkaian lokasi ke mana dan melalui mana material dan produk-produk diangkat. Seleksi serangkaian lokasi yang unggul (superior) dapat memberikan banyak keuntungan yang kompetitif.
a. Raw Material Oriented, menyangkut jarak dekat dengan bahan baku
b. Intermediate, menyangkut lokasi yang penempatannya di tengah-tengah jaraknya antara ke produsen bahan baku maupun ke konsumen.
c. Market Oriented, menyangkut jarak dekat dengan pemasaran

  • Transportasi
Dalam suatu jaringan fasilitas, transportasi merupakan suatu matarantai penghubung. Pada umumnya, satu perusahaan mempunyai 3 alternatif untuk menetapkan kemampuan transportasinya. Pertama, armada peralatan swasta dapat dibeli atau disewa. Yang kedua, kontrak khusus dapat diatur dengan spesialis transport untuk mendapatkan kontrak jasa-jasa pengangkutan. Yang ketiga, suatu perusahaan dapat memperoleh jasa-jasa dari suatu perusahaan transport berijin (legally authorized) yang menawarkan pengangkutan dari suatu tempat ke tempat lain dengan biaya tertentu. Ketiga bentuk transport ini dikenal sebagai private (swasta), contract (kontrak) dan common carriage (angkutan umum).
Terdapat 3 faktor yang memegang peranan utama dalam menentukan kemampuan pelayanan transport, yaitu : 
  1. Biaya
Biaya transport terdiri dari pembayaran sesungguhnya untuk pengangkutan di antara 2 tempat, plus ongkos yang berkaitan dengan pemilikan persediaan in transit (dalam perjalanan). Sistem logistik hendaklah dirancang untuk meminimumkan biaya transport dalam hubungannya dengan seluruh biaya sistem. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa metode transport yang paling murah itu selalu yang dikehendaki.

     2. Kecepatan

Kecepatan pelayanan transport adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pengangkutan di antara 2 lokasi. Kecepatan dan biayan itu berkaitan dalam 2 hal. Pertama, spesialis transport yang mampu memberikan pelayanan yang lebih cepat akan membebankan tarif yang lebih tinggi. Yang kedua, lebih cepat pelayanan, makin pendek waktu material dan produk itu berada dalam perjalanan.

    3. Konsistensi

Konsistensi pelayanan-transport menunjukkan prestasi waktu yang teratur dari sejumlah pengangkutan di antara 2 lokasi. Dalam banyak hal, konsistensi pelayanan merupakan ciri-ciri transportasi yang paling penting. Jika kemampuan transport tidak konsisten, maka haruslah diadakan penjagaan terhadap jumlah persediaan yang aman dalam sistem itu utuk perlindungan terhadap kemacetan pelayanan. Konsistensi transport itu mempengaruhi baik komitment persediaan penjual dan pembeli maupun juga resiko yang dipikulnya.

Ada 3 aspek transportasi yang harus diperhatikan karena berhubungan dengan sistem logistik. Pertama, seleksi fasilitas menetapkan suatu struktur atau jaringan yang membatasi ruang-lingkup alternatif-alternatif transport dan menentukan sifat dari usaha pengangkutan yang hendak diselesaikan. Yang kedua, biaya dari pengangkutan fisik itu menyangkut lebih daripada ongkos pengangkutan saja di antara 2 lokasi. Yang ketiga, seluruh usaha untuk mengintegrasikan kemampuan transport ke dalam suatu sistem yang terpadu mungkin akan sia-sia saja jika pelayanan tidak teratur dan tidak konsisten. 

  • Pengadaan Persediaan
Kebutuhan akan transport di antara fasilitas didasarkan pada kebijakan persediaan diikuti oleh suatu perusahaan. Menyangkut persediaan, faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan inventory yaitu,
1. Customer Qualities,
2. Product Qualities,
3. Transport Integration,
4. Competitor Performance.

Pemahaman bahwa hubungan integral ada di antara fasilitas, transportasi, dan persediaan adalah fundamental. dengan persediaan, Yang diinginkan untuk menjadi seperti selektif mungkin dalam pengembangan kebijakan.

  • Komunikasi
Komunikasi seringkali diabaikan dalam sistem logistik. Kekurangan dalam mutu informasi dapat menimbulkan banyak masalah. Kekurangan tersebut adalah informasi yang diterima tidak betul, kurang lengkap dan informasi yang diterima sudah tidak dibutuhkan lagi atau kadaluarsa. Jadi, komunikasi yang cepat dan akurat mempengaruhi prestasi logistik.

Sistem informasi diperlukan untuk mengintegrasikan komponen-komponen dan kegiatan-kegiatan dalam sistem logistik. Efektivitas proses-proses dalam sistem logistik sangat dipengaruhi oleh kualitas informasi yang digunakan. Kualitas informasi dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu: (1) ketersediaan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan-keputusan terbaik, (2) keakuratan informasi, (3) efektivitas komunikasi.

  • Penanganan dan Penyimpanan
Dalam arti luas, penanganan dan penyimpanan meliputi pergerakan, pengepakan, dan pengemasan (containerization). Penyimpanan material menimbulkan banyak sekali biaya logistik dilihat dari pengeluaran untuk operasi, jadi makin sedikitnya produk yang ditangani dalam keseluruhan prose situ maka makin terbatas dan efisien arus total fisiknya.


Referensi
Bowersox, D.J. (1978). Logistical Management. A Systems Integration of Physical Distribution Management and Materials Management, Second Edition New York, 41-48.

Senin, 17 Oktober 2016

PERKEMBANGAN MANAJEMEN LOGISTIK
                            
                            VIQRI DIRA BASKARA 



Tujuan logistik adalah untuk memberikan persediaan selesai dan bermacam-macam bahan,
dalam jumlah yang benar, bila diperlukan, dalam kondisi dapat digunakan, untuk lokasi di 
mana diperlukan, dan pada total biaya terendah. Tujuan dari kinerja logistik adalah untuk
mencapai tingkat yang telah ditentukan dukungan manufaktur-marketing pada kemungki-
nan total belanja biaya terendah. 
 
1956  1965 Satu Dekade Kristalisasi
 
Periode 1956-1965 adalah dekade di mana konsep logistik terpadu cyrstallized setelah 
bertahun-tahun ketidakjelasan relatif. Empat perkembangan besar dipadatkan kristalisasi
ini: 1. Pengembangan total analisis biaya, 2. pengembangan pendekatan sistem, 3. peningkat-
an kepedulian untuk layanan pelanggan, dan 4. direvisi memperhatikan pengaturan saluran 
distribusi. diskusi singkat dari masing-masing berikut.
 
1965 – 1970 Sebuah Periode Pengujian untuk Relevansi
 
Pada pertengahan 1960-an manajer logistik telah tersedia agak segmented, tapi secara 
teoritis suara, pendekatan untuk memandu perencanaan. Kesibukan perhatian yang berko-
munikasi dianggap sebagai kebutuhan penting pada tahun 1954 telah menjadi kenyataan.
 
1970 - 1978 Sebuah Periode Mengubah Prioritas
 
Tahun-tahun 1970-1978 mewakili masa ketidakpastian berkepanjangan di hampir setiap 
dimensi aktivitas perusahaan. Untuk pertama kalinya sejak. Perang Dunia 2, ketersediaan 
energi menjadi keprihatinan penting.
 
 Melampaui 1978 Menuju Terpadu Logistik
 
Beberapa dekade ke depan menawarkan prospek hadiah lebih besar dari implementasi 
penuh dari Manajemen Logistik. Dalam retrospeksi, beberapa kebutuhan penting yang 
mendorong kekhawatiran bahan yang berlebihan tetapi banyak yang tidak. Tantangan ke 
depan adalah untuk mengintegrasikan kompleksitas yang melekat operasi distribusi dan 
manajemen bahan fisik.

Manajemen logistik terpadu memberikan logika dan menjadi lebih umum dengan 5 alasan, yaitu :
  • Pertama, saling ketergantungan antara kedua wilayah operasional yang dapat dimanfaatkan untuk keuntungan perusahaan.
  • Kedua, pendukung logistik terpadu adalah bahwa konsep sempit distribusi fisik dan bahan manajemen membuat terjadinya potensi antarmuka negatif atau disfungsional.
  • Ketiga, untuk mengintegrasikan kegiatan distribusi fisik dan manajemen bahan adalah persyaratan kontrol untuk setiap jenis atau operasi serupa.
  • Keempat, integrasi operasional logistik adalah peningkatan kesadaran bahwa ada banyak trade-off antara manufaktur ekonomi dan pemasaran persyaratan yang didamaikan oleh sistem logistik yang dirancang dengan baik.
  • Kelima, dan mungkin yang paling signifikan, alasan logistik terintegrasi adalah bahwa kebutuhan hari ini dan besok, misi logistik tidak lagi dapat mengalahkan perkembangan teknologi hardware asli.



Hasil dari lima alasan diatas adalah, bidang logistik akan terus dikelola secara terintegrasi. dan mungkin yang paling signifikan, alasan logistik terintegrasi adalah bahwa kebutuhan hari ini dan besok, misi logistik tidak lagi dapat mengalahkan perkembangan teknologi hardware asli. Dalam teks ini ditulis pada asumsi bahwa integrasi penuh dari semua sistem operasi logistik terkait ke dalam salah satu upaya yang sangat terkoordinasi yang akan terwujud




Kleiss, K.(2010, October 12) Housing plan overtums decades of practice. Edmonton Journal , pp.A1-A3.

Sabtu, 01 Oktober 2016

Multimodal Transport Operator (MTO)

Multimodal Transport Operator merupakan pengangkut/pelaksana yang bertanggung jawab untuk seluruh moda yang digunakan juga bisa melaksanakan pelayanan secara door to door atau one stop service dari tempat asal barang sampai ke tempat tujuan barang.

Multimoda Transport

Multimoda Transport yaitu angkutan barang yang menggunakan minimal dua moda angkutan yang berbeda tetapi dengan berdasar satu kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda dari satu tempat diterimanya barang ke suatu tempat yang ditentukan.



VDB

TES , INI VIQRI DIRA BASKARA